:

Wawancara dengan Kacabdin Wilayah Sumenep, Dr Budi Sulistyo; Pendidikan Pintu Utama Perubahan Masyarakat

top-news
https://maduranetwork.id/public/uploads/images/photogallery/maanphotogallery29072024_011116_1_20240727_175229_0000.png

Di balik keberhasilan pendidikan di suatu daerah, selalu ada sosok yang bekerja dengan dedikasi penuh. Begitu pula di Sumenep, di mana Cabang Dinas Pendidikan Jawa Timur kini dikomandoi seorang pemimpin berpengalaman yang merintis karier dari bawah hingga dipercaya mengemban amanah besar. Filosofinya sederhana, tetapi kuat, memimpin dengan hati dan melayani melalui aksi. Prinsip ini yang membimbingnya dalam menghadapi berbagai persoalan, termasuk kesenjangan pendidikan antara daratan dan kepulauan. Berbagai terobosan telah digagas, mulai dari pemerataan guru hingga program literasi kepulauan. Fujianto dari MaduraNetwork berkesempatan berbincang dengan Dr. Budi Sulistyo, M.Pd., M.Si. untuk mengulas perjalanan dan visinya bagi dunia pendidikan di Sumenep.

 

Bisa diceritakan tentang latar belakang pendidikan dan karier Bapak sebelum menjadi Kacabdin Sumenep?

Saya memulai pendidikan formal di SD Negeri Kedungpring Balongpanggang di kampung halaman, lalu melanjutkan ke SMP Negeri Balongpanggang Gresik dan SMA Negeri Cerme di Kabupaten Gresik. Setelah itu, saya menempuh pendidikan tinggi S1 bidang pendidikan di IKIP Surabaya jurusan Teknik Elektro.  Semangat belajar saya tak pernah surut hingga meraih gelar Magister Administrasi Kebijakan Publik di Untag 45 Surabaya, lalu menyelesaikan program doktor Ilmu Administrasi di Untag Surabaya pada 2012. Karier saya diawali sebagai kepala sekolah di SMKN 2 Pamekasan. Setelah beberapa tahun, saya mendapat amanah sebagai kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Sumenep.

 

Apa motivasi utama Bapak terjun ke dunia pendidikan dan memilih jalur kepemimpinan birokrasi pendidikan?

Sejak awal saya percaya bahwa pendidikan adalah pintu utama perubahan masyarakat. Saya terjun ke dunia ini karena ingin memberi kontribusi nyata bagi generasi muda, dan memilih jalur kepemimpinan birokrasi karena dari posisi ini, saya bisa menjangkau dampak yang lebih luas bagi banyak sekolah dan guru.

 

Bagaimana proses penugasan Bapak hingga akhirnya memimpin Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Sumenep?

Penugasan ini berawal dari kepercayaan pimpinan di Provinsi Jawa Timur, berdasarkan pengalaman saya di berbagai posisi di dunia pendidikan. Melalui proses seleksi dan pertimbangan, saya mendapat SK penugasan sebagai kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Sumenep. Bagi saya, ini adalah amanah yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab.

 

Seperti apa filosofi kepemimpinan yang Bapak terapkan dalam memimpin Cabdin Sumenep?

Saya memegang prinsip kepemimpinan yang kolaboratif dan partisipatif. Saya percaya, keberhasilan bukan hanya hasil kerja seorang pemimpin, tetapi sinergi antara semua pihak, guru, kepala sekolah, pegawai, dan masyarakat. Filosofi saya sederhana: memimpin dengan hati, melayani dengan aksi.

 


Kacabdin Wilayah Sumenep Budi Sulistyo didampingi Ketua MKKS SMA/SMK negeri Sumenep Sirajum Munir pada sebuah acara.


Apa saja tantangan terbesar dalam memimpin sektor pendidikan di wilayah Sumenep, khususnya wilayah kepulauan?

Tantangan terbesar adalah kesenjangan sarana-prasarana dan akses pendidikan antara wilayah daratan dan kepulauan. Selain itu, faktor geografis dan cuaca sering menjadi kendala distribusi fasilitas maupun pelaksanaan program.

 

Bagaimana strategi Bapak dalam mengatasi disparitas pendidikan antara daratan dan kepulauan?

Kami berusaha memastikan pemerataan guru, memfasilitasi pelatihan daring dan luring, serta memperjuangkan distribusi bantuan fasilitas belajar. Kami juga memperkuat kerja samadengan pemerintah daerah dan pihak swasta untuk mendukung sekolah-sekolah di kepulauan.

 

Apakah ada kebijakan atau inovasi khusus yang telah Bapak terapkan selama menjabat?

Salah satu inovasi kami adalah program Gerakan Literasi Kepulauan yang mengirim buku dan perangkat belajar ke sekolah-sekolah terpencil, serta pembinaan guru secara terjadwal di pulau-pulau. Kami juga mengoptimalkan teknologi untuk pembelajaran jarak jauh.

 

Program atau kebijakan apa yang paling Bapak banggakan selama menjadi Kacabdin Sumenep?

Saya bangga dengan keberhasilan memperluas akses pendidikan berkualitas di wilayah kepulauan, termasuk penyelenggaraan ujian berbasis komputer di sekolah-sekolah yang sebelumnya belum memiliki fasilitas memadai.

 

Apa harapan dan pesan Bapak untuk para pendidik di Sumenep agar bisa terus berkembang?

Tetaplah berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan zaman. Jangan berhenti belajar, karena guru yang hebat adalah guru yang terus mengembangkan diri. Jadilah inspirasi bagi siswa, terutama di daerah yang memiliki keterbatasan fasilitas.

 

Apa makna keberhasilan bagi Bapak dalam memimpin dunia pendidikan?

Bagi saya, keberhasilan bukan diukur dari jabatan atau penghargaan, tetapi dari perubahan positif yang dirasakan oleh siswa, guru, dan sekolah. Jika anak-anak di wilayah terpencil bisa mendapatkan pendidikan yang sama baiknya dengan di kota, itulah keberhasilan sejati. (*)

 

https://maduranetwork.id/public/uploads/images/photogallery/maanphotogallery29072024_011116_1_20240727_175229_0000.png

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *